Kota Solo, Tempat yang Nyaman untuk Seniman dan Musisi

Mas Wali alias Gibran Rakabuming Raka mampu menjadikan Solo sebagai kota ternyaman untuk seniman dan musisi

Kota Solo, Tempat yang Nyaman untuk Seniman dan Musisi

Sejak awal, Gibran menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap keberadaan seniman dan musisi di Kota Solo. Sebab itu, masuk dalam 17 Pembangunan Prioritas adalah bagaimana menyediakan tempat yang nyaman, dan mendukung produktifitas seniman dan musisi di Solo.

Selain itu, Gibran juga menyadari bahwa Kota Solo tak memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi Solo tidak kalah dengan kota-kota lain yang kaya akan sumber daya alam. Kota ini bahkan memiliki banyak destinasi wisata unggul. Solo juga menjadi salah satu tujuan wisata yang terkenal akan budaya dan tradisinya. Dengan slogan The Spirit of Java, mampu mengangkat Kota Solo yang kental dengan kebudayaan Jawa.

Solo tidak hanya kaya dengan budaya yang berupa benda, tetapi juga kaya dengan budaya tak benda, seperti musik tradisional, tarian tradisional, adat-istiadat dan lain-lain. Bahkan beberapa dari kebudayaan yang ada di Kota Solo sudah diakui UNESCO, di antaranya batik, keris, wayang, sekaten dan gamelan.

Solo juga dikenal memiliki banyak talenta-talenta terbaik dari seniman dan musisi, yang sudah berhasil membawa nama Kota Solo baik di Indonesia dan mancanegara. Untuk mempertahankan eksistensi dari para seniman ini, perlu adanya apresiasi dari pemerintah Kota Solo itu sendiri, seperti penyediaan ruang atau tempat pentas representatif, setelah sebelumnya Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari berhenti beroperasi dan dibongkar pada tahun 2018.

Hal ini jugalah yang mendorong Gibran untuk menjadikan Lokananta Record sebagai ruang pentas terbuka layaknya Taman Hiburan Rakyat. Lokasi dari Lokananta ini berada di Komplek Perumahan Percetakan Negara RI cabang Surakarta. Gibran juga mengatakan alasan dari revitalisasi Lokananta ini dikarenakan banyaknya musisi Solo yang mengeluh karena tidak adanya sarana tempat untuk pentas representatif.

Sebagai wali Kota Solo yang terkenal akan ide-ide kreatifnya, Gibran akan memproyeksikan tempat tersebut menjadi Creative Hub yang dikhususkan bagi para seniman dan pemusik. Konsep revitalisasi Lokananta itu sendiri terinspirasi dari drama serial Korea berjudul StartUp dengan daya tarik “Sandbox”. Sebelumnya Lokananta ini juga beroperasi sebagai tempat pentas, rekaman, ataupun pameran, namun namanya belum terlalu dikenal, dan rata-rata tempat ini disewa oleh musikus dari luar Kota Solo.

Lokananta juga merupakan perusahaan rekaman pertama di Indonesia yang direvitalisasi dengan menggunakan dana dari investasi group Danareksa - Pengelolaan Aset (PPA). Tempat ini akan dikembangkan sebagai Creative and Commercial Hub berbasis musik dengan dengan fasilitas yang lengkap meliputi studio musik dan amphitheater.

Rencana revitalisasi dari Lokananta ini tidak hanya dapat dukungan dari pihak pemerintahan Kota Solo, tapi juga disambut baik oleh Asisten Manajer pemasaran Lokananta dan juga seniman Solo yang sebelumnya aktif di THR. Mereka berharap Lokananta ini akan menjadi besar seperti THR, dan bisa menjadi wadah bagi para seniman Solo untuk menampilkan talenta-talenta terbaiknya.

Revitalisasi dari panggung seni ini juga merupakan bentuk komitmen Gibran untuk memberikan wadah sebanyak-banyaknya bagi para seniman dan musisi dalam berkarya dan menyalurkan karya-karyanya untuk generasi berikutnya. Dan besar harapan Gibran agar tempat ini juga bisa menjadi tempat untuk kegiatan dan pengembangan kebudayaan.