Hanya Prabowo-Gibran Paling Serius Siapkan Generasi Emas

Prabowo-Gibran yang paling serius dan sungguh-sungguh di dalam merumuskan upaya menghadirkan generasi emas sebagai penopang Indonesia Emas 2045

Hanya Prabowo-Gibran Paling Serius Siapkan Generasi Emas

Siapa yang paling getol bicara ‘stunting’? Siapa yang paling kongkret menyiapkan program intervensi gizi untuk ibu hamil, balita dan anak-anak? 

Siapa pun yang melek media, melek literasi (membaca visi, misi, dan program para paslon), tentu bisa menjawab bahwa Prabowo-Gibran yang paling serius melangkah jauh ke sana. Rupa-rupanya, jika kita tarik lebih jauh pada apa yang menjadi cita-cita Presiden Jokowi menuju Indonesia Emas 2045, maka program intervensi gizi Prabowo-Gibran justru menjadi pijakan paling konkret menyiapkan generasi emas sebagai pengisi Indonesia Emas nanti.

Sejauh mana upaya ini direncanakan dan dirumuskan oleh Prabowo-Gibran? Dari mana titik tolaknya?

Titik tolak yang perlu digarisbawahi dalam hal ini ‘pencegahan’ stunting (gizi buruk). Ini yang menjadi titik pijaknya. Dibuktikan dengan apa? Yakni dengan kajian-kajian di tim paslon ini yang menyasar secara spesifik pada persoalan ini. Semangat tim paslon 02 ini jelas, bahwa memajukan Indonesia harus dimulai dengan memajukan atau meningkatkan kualitas SDM. Jalur utama yang harus ditempuh, memperbaiki pola konsumsi yang sesuai dengan kebutuhan akan gizi anak-anak.

Bicara ‘stunting’, Prabowo-Gibran memberikan ruang yang luas untuk membicarakan ini di dalam Asta Citanya, yakni tepatnya beberapa poin di dalam Asta Cita 4. Apa saja?

Pertama, Kartu Anak Sehat. Tujuannya adalah sebagai bagian dari perlindungan sosial dan kesehatan serta penanggulangan ‘stunting’. Ini memang mirip kartu-kartu sakti ala Jokowi sebab memang seperti diakui Gibran, ini bagian upaya melanjutkan dan menyempurnakan apa yang sudah dijalankan dengan sukses oleh Presiden Jokowi.

Kedua, lebih fokus lagi pada upaya pencegahan stunting, paslon 02 ini juga menyiapkan program yang disebut sebagai Gerakan ‘EMAS’, singkatan dari Emak-emak dan Anak-anak Minum Susu. Salah satu program dalam gerakan ini adalah upaya untuk memastikan program gizi seimbang. 

Dalam praktiknya, bisa terlihat dari ‘Makan Siang dan Susu Gratis’ ala Prabowo-Gibran yang kini telah banyak dirasakan oleh anak-anak di berbagai daerah.  

Dan rupa-rupanya program ini tidak hanya menyentuh esensi ‘menghadirkan kesehatan’, tapi juga pemerataan keadilan bagi anak-anak seluruh Indonesia untuk memperoleh hak mereka atas makanan yang bergizi. Ini lompatan yang progresif. Bayangkan selama ini, kualitas SDM anak-anak Indonesia relatif timpang. Soalnya bukan hanya infrastruktur pendidikan yang timpang, tapi lebih jauh apa yang menjadi konsumsi mereka dalam standar kesehatan dan gizi sangat berbeda jauh.

Maka intervensi gizi setidaknya bisa mengikis gap asupan makanan bergizi di antara seluruh anak Indonesia. Ini dengan sendirinya dapat dipandang sebagai ikhtiar penting pemerataan keadilan dalam konteks makanan bergizi. Dampaknya bisa signifikan, pemenuhan makanan bergizi bisa memungkinkan generasi emas lahir di berbagai daerah, tidak lagi sekedar bertumpu di kota-kota besar, dengan pusat-pusat fasilitas yang melimpah.

Jika selangkah pemerataan gizi ini telah berjalan dengan baik, maka tinggal diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan di berbagai daerah, yakni pemerataan hak atas akses pendidikan dibuat lebih terbuka, sehingga kesempatan seluruh anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan berkualitas lebih luas.

Rasanya duet intervensi gizi dan pemerataan pendidikan untuk seluruh anak di Indonesia akan menjadi jawaban pasti untuk terwujudnya generasi emas dan Indonesia Emas 2045.