Upskilling Tenaga Kerja Lokal, Perhatian Prabowo-Gibran

Upskilling Tenaga Kerja Lokal, Perhatian Prabowo-Gibran

Hilirisasi kini menjadi bagian dari kebijakan ekonomi Indonesia. Terbukti, di era Jokowi, kebijakan ini meningkatkan nilai tambah pada ekonomi kita. 

Di antara calon yang konsisten memperjuangkan hilirisasi adalah Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Paslon 02 bukan hanya berani berbicara lantang untuk mengedepankan hilirisasi, tapi mereka juga memiliki roadmap yang jelas di dalam mengupayakan hilirisasi warisan Presiden Jokowi.

Ada dua manfaat penting dari hilirisasi. Pertama, meningkatkan nilai tambah ekonomi. Kedua, dapat membuka lapangan pekerjaan di dalam negeri. Pada titik ini, maka apa yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah memberdayakan dan meningkatkan keterampilan pekerja lokal.

Hal ini beririsan dengan maraknya isu bahwa rupanya saat ini semakin banyak tenaga kerja asing yang membanjiri Indonesia. Persoalan ini sudah direspon dengan berbagai cara. Salah satunya adalah melindungi tenaga kerja lokal dengan meningkatkan skill mereka, dan di sisi lain pemerintah juga berupaya memberikan regulasi pembatasan tenaga kerja asing.

Dalam kaitan meningkatkan skill tenaga kerja lokal, Prabowo-Gibran rupanya telah melangkah jauh. Gibran sendiri sudah berpengalaman di Kota Solo. Di sana ia telah memberdayakan banyak tenaga kerja lokal sehingga berseiring dengan terbukanya lapangan kerja. Dengan kata lain, terbukanya lapangan kerja dalam negeri bersambut dengan keberadaan tenaga kerja lokal yang sudah terdidik.

Dalam konteks ini, Prabowo-Gibran telah merumuskan beberapa langkah di dalam upaya meningkatkan dan memberdayakan skill tenaga kerja lokal. Pertama, meningkatkan skill atau keterampilan tenaga kerja lokal lewat berbagai pelatihan yang bersertifikasi.

Langkah ini dilakukan supaya tenaga kerja kita benar-benar dapat memberikan kontribusi skill terbaik terhadap keberadaan perusahaan-perusahaan yang melapak di dalam negeri ini. Sebab pada prinsipnya, perusahaan membutuhkan tenaga kerja lokal yang profesional. 

Kedua, menyediakan atau merevitalisasi fasilitas-fasilitas balai latihan kerja untuk meningkatkan skill para tenaga kerja lokal. Langkah ini penting. Semakin banyak balai latihan kerja, maka semakin banyak pula fasilitas yang memungkinkan para tenaga kerja lokal untuk teredukasi atau tertingkatkan skill mereka.

Kalau bisa, ini menjadi harapan kepada paslon 02, ketersediaan fasilitas balai latihan ada di tiap daerah, baik di tingkat kabupaten bahkan hingga kecamatan atau desa. Dengan mendorong memperbanyak balai latihan, maka ini berarti memperbesar kesempatan para tenaga kerja lokal untuk memperoleh pelayanan peningkatan keterampilan mereka.